Assalamu'alaikum
Selamat pagi anak-anak semoga dalam keadaan sehat semua ya...Aamiin
sebelumnya bu rina mau mengucapkan taqaballahu minna wa minkum, Mohon maaf lahir dan batin.
masih semangat ya untuk belajar......
Merancang Bahan
Merancang bahan adalah membuat rancangan mengenai bahan yang akan dipergunakan untuk memproduksi suatu model pakaian. Menghitung banyaknya bahan yang diperlukan dalam membuat suatu model pakaian.
Merancang bahan sangat diperlukan untuk
mendapatkan efisiensi bahan, memastikan kebutuhan bahan minimum yang
diperlukan sehingga menghindari terjadinya kekurangan bahan atau pun
pemakaian bahan yang berlebih.
Caranya adalah dengan menyusun pola
yang telah diberi kampuh di atas bahan dan diatur sehingga menghasilkan
pemakaian bahan yang sehemat mungkin dengan tetap memperhatikan arah
serat dan motif bahan.
Terdapat tiga cara merancang bahan, yaitu:
- merancang bahan secara global,
- merancang bahan dengan mempergunakan pola-pola kecil, dan
- merancang bahan secara marker.
Merancang Bahan Secara Global
Merancang bahan secara global adalah
menghitung kebutuhan bahan untuk membuat suatu model pakaian dengan
menghitung panjang pakaian yang akan dibuat (mis: blus, gaun, rok,
celana panjang kemeja) ditambah panjang lengan (lengan panjang atau
pendek, jika pakaian yang akan dibuat menggunakan lengan), berikut
kampuhnya.
Contoh menghitung bahan secara global
Pada umumnya, lebar bahan yang terdapat
di pasaran yaitu 90cm, 100cm, 110cm, 115cm, 120cm, atau 150cm, yang
semuanya dapat dipergunakan untuk membuat pakaian. Permasalahannya
adalah berapa panjang kain yang diperlukan. Untuk itulah kita perlu
membuat suatu rancangan bahan.
Contoh 1 : Merancang bahan untuk sebuah blus berlengan panjang
Untuk membuat sebuah blus lengan panjang
diperlukan bahan dengan lebar 90 cm sampai 110 cm, Perhitungan
kebutuhan bahannya adalah :
- diperlukan dua kali panjang blus yang dikehendaki,
- satu kali panjang lengan yang dikehendaki,
- ditambah kelebihan kelim dan kampuh.
(56 +2+4) x 2 = 124 cm
ditambah satu kali panjang lengan (54cm) ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm untuk kelim.
54 + (2+4) = 60 cm
Jadi jumlah bahan yang diperlukan adalah
124 cm + 60 cm = 184 cm atau 1,84 m.
Contoh 2 : Merancang bahan celana panjang
Untuk membuat celana panjang, diperlukan
bahan dengan lebar yang sesuai dengan lebar yang dikehendaki, yaitu
sekitar 115, atau bahan celana dengan lebar 150cm.
Untuk kain dengan lebar bahan 115 cm, diperlukan dua kali panjang celana ditambah kampuh 1,5 cm dan kelim 4 cm.
Jadi jika panjang celana 102 cm, maka diperlukan panjang kain dua kali panjang celana ditambah kampuh dan kelim, yaitu
(102 + 1,5 + 4) cm x 2 = 215 cm atau 2,15 m
Tetapi apabila memakai bahan dengan
lebar 150 cm hanya diperlukan satu kali panjang celana ditambah kelim
dan kampuh, yaitu 107,5 cm atau dibulatkan 1,1 m.
Merancang Bahan dengan Pola-pola Kecil
Pada penghitungan secara global/kasar,
terkadang hasilnya kurang memuaskan. Kita harus memperhitungkan model
pakaian dan motif kainnya. Dengan demikian dapat terjadi kekurangan
atau kelebihan bahan karena kurang teliti dalam memperhitungkan
kebutuhan bahan.
Kekurangtelitian ini di antaranya adalah
karena kurang memperhatikan motif bahan, postur tubuh orang, atau
kurang memperhitungkan bahan-bahan pelapis atau penunjang lain
yang dipergunakan untuk membuat model pakaian.
Agar dapat membuat rancangan bahan
secara tepat maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
rancangan bahan dengan membuat pola-pola kecil.
Merancang bahan menggunakan
pola-pola kecil adalah membuat rancangan bahan berdasarkan pola yang
sudah diubah sesuai model dengan menggunakan skala kecil. Pola kecil
berasal dari pola sesungguhnya yang dibuat dengan skala kecil. Pada
umumnya skala yang dipergunakan adalah skala 1:4, skala 1:6, dan skala
1:8.
Langkah pertama sebelum membuat perencanaan adalah:
- Mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan model yang dikehendaki atau telah ditentukan.
- Membuat semua pola-pola bagian busana termasuk lapisan-lapisan yang diperluan sesuai model pakaiannya.
- Mengutip tiap-tiap bagian pola tersebut menggunakan kertas dorslag
- Menggunting tiap-tiap bagian pola yang telah dikutip di kertas dorslag
- Mempersiapkan kertas payung (yang dianggap sebagai fragmen bahan) dengan lebar sesuai dengan ukuran lebar bahan yang dibutuhkan (misalnya 90 cm, 110 cm, atau 150 cm dengan menggunakan skala ukuran yang sama dengan yang dipakai untuk membuat pola.) Kertas dilipat dua memanjang apabila model pakaian yang akan dibuat simetris, atau dibentangkan secara keseluruhan jika model pakaiannya asimetris.
- Susunlah pola-pola kecil di atas kertas
payung sehingga mendapatkan pemakaian bahan yang se-efisien mungkin.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata pola, di antaranya
adalah:
- Tempelkan pola-pola yang besar terlebih dahulu, baru kemudian pola-pola yang lebih kecil;
- Letakkan pola sesuai dengan arah serat kain yang benar;
- Atur pola dengan teliti, perhatikan mana yang harus diletakkan pada lipatan kain, pada tepi kain, dan sebagainya
- Perhatikan tambahan kampuh dan kelim yang diperlukan untuk tiap bagian pola
- Apabila telah menemukan susunan pola yang tepat, maka rekatkan pola tesebut dengan lem sesuai tempatnya.
Anda dapat langsung menggunakan pola dengan ukuran sebenarnya dalam penyusunan ini. Dengan menggunakan pola-pola kecil, kita dapat menghitung banyaknya bahan yang diperlukan, sedangkan apabila dengan menggunakan pola besar langsung, kita dapat mempergunakan bahan yang ada sehemat mungkin.
Contoh model blus asimetris
Perhatikan gambar model di bawah ini:
- – blus longgar langsing
- – blus bagian kanan asimetris, dengan kerah kelepak
- – lengan pendek biasa
- – bukaan kancing blus 4 buah

Cara Merancang bahan

Merancang Bahan dengan Teknik Marker
Merancang bahan dengan teknik marker
adalah merancang bahan yang akan digunakan untuk memproduksi pakaian
dalam jumlah besar. Biasanya satu model pakaian dibuat dalam beberapa
ukuran (grading) sesuai dengan pesanan. Pola-pola dari berbagai ukuran
tersebut diletakkan pada satu lembar kertas marker dengan ukuran
sebenarnya. Kemudian diletakkan di atas kain (biasanya tumpukan beberapa
lapis kain berdasarkan kapasitas pakaian yang dikehendaki).
Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada saat merancang bahan, baik menggunakan pola kecil maupun dengan
pola dan bahan sebenarnya, adalah sebagai berikut :
- Untuk merancang bahan simetris, bahan dapat dilipat memanjang dengan bagian muka kain (bagian baik) berada di dalam, sedangkan untuk model asimetris bahan harus digelar sepenuhnya.
- Perhatikan arah serat benang. Letakkan pola dengan tepat sehingga garis panah, atau garis yang menunjukkan bahwa garis itu harus terletak pada arah yang lurus, benar-benar terletak sejajar benang lungsinnya.
- Perhatikan motif bahan, terutama untuk motif searah jangan sampai salah satu bagian terbalik motifnya, demikian pula dengan bahan polos searah (seperti bahan berkilau, berbulu dan koduray), karena jika diletakkan terbalik akan memberikan kesan yang berbeda. Untuk motif bunga besar harus diatur letaknya agar bagian satu dengan yang lain dapat bertemu motifnya, terutama tengah muka ataupun bagian tengah belakang.
- Untuk bahan dengan motif bergaris, perlu pula diperhatikan garis-garisnya.
- Untuk motif kotak-kotak sebaiknya pada polanya diberi tanda untuk memudahkan pada saat meletakkannya di atas motif, sesuai dengan garis atau kotaknya.
- Susun pola di atas bahan dengan efektif untuk mendapatkan kebutuhan kain sekecil-kecilnya tanpa mengabaikan segi keindahan dan arah serat.
- Jangan lupa tambahan untuk kampuh, biasanya 2 cm, dan tambahan kelim 4 – 5 cm.
Merancang Harga
Merancang harga adalah menghitung semua biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan pakaian dengan model tertentu.
Selain bahan pokok berupa kain ada juga
bahan penunjang di antaranya adalah benang, kancing, retsleting (tutup
tarik), vuring, kain pelapis, benang obras (atau jasa obras), benang
bordir (jasa bordir), bis band, renda, dan lain sebagainya, tergantung
pada model pakaian yang dikehendaki.
Tujuan merancang harga adalah untuk
mengetahui biaya produksi pakaian yang akan dibuat. Dengan mengetahui
rancangan harganya atau biaya produksinya akan bermanfaat pada saat Anda
mau membuat suatu usaha jasa pakaian. Dari rancangan bahan dapat
ditentukan biaya jasa, keuntungan yang akan diperoleh, biaya penurunan
mesin, dan biayabiaya tak terduga lainnnya.
Dalam merancang harga, yang harus dihitung dan dilakukan adalah :
a) Menghitung Panjang Kain
Panjang kain dihitung berdasarkan hasil
rancangan bahan yang telah disesuaikan dengan lebar kainnya.
Selanjutnya tentukan nama atau jenis bahannya. Perbedaan jenis
bahan akan membedakan harganya.
b) Menghitung Kebutuhan Bahan Penunjang
Keperluan bahan penunjang harus dirinci
sesuai kebutuhan dalam menyelesaikan suatu model pakaian, misalnya
benang jahit, benang jelujur, kancing hias, zipper, renda, atau hiasan
lainnya beserta ukuran dan harganya.
c) Menghitung Jasa Lain-lain
Kebutuhan jasa lainnya adalah seperti
biaya obras, biaya membordir, biaya neci/bis, atau biaya-biaya lain yang
tidak dapat dilakukan sendiri.
d) Menjumlahkan Kebutuhan Bahan Pokok, Bahan Penunjang, dan Jasa Lain-lain
Dengan menjumlahkan kebutuhan bahan
pokok, bahan penunjang dan jasa lain-lain akan diketahui biaya produksi
dalam membuat pakaian secara keseluruhan.
Contoh merancang harga pakaian model blus
Bahan : Katun Jepang
Lebar bahan : 115 cm (1,15m)
Panjang bahan : 1,75m (sesuai rancangan bahan yang dibuat sebelumnya)
Lebar bahan : 115 cm (1,15m)
Panjang bahan : 1,75m (sesuai rancangan bahan yang dibuat sebelumnya)
Perhitungan biaya kebutuhan:
- 1,75 m bahan katun jepang @ Rp 16.000,- = Rp 28.000,-
- 1 benang jahit astra @ Rp 400,- = Rp 400,-
- 1 benang jelujur @ Rp 150,- = Rp 150,-
- 1 buah ruitsleting jepang 40cm @ Rp 4.000,- = Rp 4.000,-
- 1 buah kancing kait @ Rp 50,- = Rp 50,-
- jasa obras warna @ Rp 1.000,- = Rp 1.000,-
- Total = Rp 33.600,-
Jadi untuk membuat model blus dengan
panjang bahan 1,75 memakai bahan katun, dengan model yang telah
ditentukan membutuhkan biaya Rp 33.600,-
Ada satu hal lagi yang harus diketahui
adalah bahwa biaya produksi membuat satu pakaian harganya akan jauh
lebih mahal dibandingkan memproduksi pakaian dalam jumlah banyak
(massal). Hal tersebut dapat terjadi, karena untuk pembelian bahan baku
maupun bahan penunjang dalam jumlah banyak akan mempunyai harga yang
berbeda.
Sumber : Modul Teknik Merancang Bahan, Bidang Keahlian Tata Busana, TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar